WCS adalah LSM yang bergerak di bidang konservasi dan lingkungan
hidup. WCS mulai berkecimpung dalam perlindungan terhadap lingkungan hidup Indonesia
sekitar tahun 1990-an. Pada tahun 2002, WCS mulai bergerak dalam perlindungan
sumberdaya bahari di Indonesia. Beberapa wilayah kerja WCS antara lain di
Sabang-Aceh, Taman Nasional Karimunjawa-Jawa Tengah, Minahasa Utara-Sulawesi
Utara, serta NTB. Di NTB khususnya di Pulau Sumbawa WCS mendukung dalam program
pengelolaan perikanan karang khususnya kakap dan kerpau secara berkelanjutan di
Pulau Sumbawa.
Untuk mendukung pengelolaan perikanan karang kakap dan kerapu yang
berkelanjutan WCS pada tahun 2015 sudah melakukan survei social ekonomi untuk
mengetahu profil perikanan di Pulau Sumbawa. Selain melakukan survei social ekonomi
perlu dilakuakan monitoring hasil tangkapan ikan untuk menunjang pengelolaan
perikanan karang kakap dan kerapu yang berkelanjutan. Tujuan dari monitoring
hasil tangkapan ikan kakap dan kerapu adalah 1). Mengidentifikasi tingkat
pemanfaatan ikan kerapu dan kakap di Teluk Saleh. 2). Mengindentifikasi tingkat
keuntungan yang didapat oleh nelayan secara langsung dari aktifitas perikanan kakap
dan kerapu. 3). Mengidentifikasi pola tekanan perikanan terhadap ekosistem yang
disebabkan oleh aktifitas perikanan tangkap.
Foto Ikan hasil tangkapan |
Monitoring hasil tangkpan ikan nelayan dilakukan dengan metode
sampling yaitu pengambilan data ikan dilakuakan selama 7 hari dalam 1 bulannya.
Pengambilan data dilakukan di Teluk Saleh, Kabupaten Sumbawa yang terfokus pada
3 titik sampling yaitu Desa Labuhan Sumbawa, Desa Labuan Kuris dan Desa Labuan
Jambu. Pengambilan data hasil tangkapan dilakukan di 3 lokasi tersebut bertujuan
untuk mengetahui pola pemanfaatan perikanan kakap dan kerapu yang berada di
Teluk Saleh.
Ikan hasil tangkapan nelayan |
Dalam pengambilan data pendaratan ikan ada beberapa informasi yang
harus di ambil antara lain adalah Tanggal pengambilan data, Lokasi pendaratan, Nama
pengumpul ikan, Nama pemiliki perahu, Nama perahu, Alat tangkap yang digunakan,
Lama melaut, Lokasi penangkapan, Kedalaman, Zonasi lokasi penangkapan, Kategori
mesin, Jumlah ABK, Biaya operasional (BBM, es, umpan, dan lainnya), Nama ikan
yang tertangkap, Berat hasil tangkapan, Jumlah individu ikan yang tertangkap
dan Harga ikan. Dari informasi tersebut dapat dilakukan analisis data yang
diinginkan seperti data spesies ikan mana saja yang mendapatkan tekanan lebih
oleh aktivitas penangkapan, dapat memberi informasi tentang
fluktuasi produksi perikanan di dalam satu area, sehingga kita dapat
mengevaluasi apakah tipe manajemen yang kita pilih dapat meningkatkan produksi
perikanan atau tidak dan masih banyak informasi yang dapat di keluarkan dari
data yang di ambil.
Boleh saya minta kontak nomor saudara? saya berencana berkenjung ke teluk saleh. thanks
BalasHapus